Mengapa Peningkatan Nilai Altcoins Akan Menjadi Lebih Kecil Pada Cycle Ini?

Dalam dunia cryptocurrency, siklus (cycle) merupakan fenomena yang sudah dikenal luas. Setiap siklus biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang signifikan, diikuti oleh periode konsolidasi atau penurunan. Namun, pada siklus saat ini, banyak pengamat dan investor yang memprediksi bahwa kenaikan nilai altcoins (mata uang kripto selain Bitcoin) akan lebih kecil dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Mengapa hal ini terjadi? Artikel ini akan membahas empat faktor utama yang memengaruhi fenomena ini.
1. Terlalu Banyak Koin yang Beredar
Salah satu alasan utama mengapa kenaikan nilai altcoins pada siklus ini diprediksi lebih kecil adalah karena terlalu banyaknya koin yang beredar di pasar. Dengan kemajuan teknologi blockchain, platform untuk merilis koin baru menjadi semakin mudah diakses. Hal ini menyebabkan banyak orang, bahkan yang tidak memiliki latar belakang teknis yang kuat, mencoba membuat koin mereka sendiri. Platform seperti pump.fun memungkinkan siapa saja untuk meluncurkan koin dengan cepat dan mudah, yang pada akhirnya menghasilkan puluhan juta koin baru yang beredar di pasar.
Dampaknya, pasar cryptocurrency mengalami apa yang disebut sebagai "paradox of choices" atau kebingungan dalam memilih. Dengan begitu banyaknya pilihan, investor ritel menjadi bingung dan cenderung lebih selektif. Selain itu, banyak dari koin-koin ini tidak memiliki fundamental yang kuat, sehingga mudah "gugur" atau mengalami penurunan nilai yang signifikan. Fenomena ini sangat berbeda dengan siklus sebelumnya, di mana jumlah koin yang beredar tidak sebanyak sekarang, sehingga altcoins memiliki peluang lebih besar untuk naik nilainya.
2. Likuiditas yang Lebih Minim
Faktor kedua yang memengaruhi kenaikan nilai altcoins adalah likuiditas yang lebih minim dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada tahun 2021, pasar cryptocurrency mengalami lonjakan likuiditas yang signifikan, sebagian besar disebabkan oleh peristiwa luar biasa yaitu pandemi Covid-19. Saat itu, banyak pemerintah di seluruh dunia melakukan injeksi likuiditas ke pasar untuk menstimulasi ekonomi yang tertekan. Hal ini menyebabkan aliran dana yang besar masuk ke pasar cryptocurrency, termasuk altcoins.
Namun, pada siklus ini, likuiditas yang tersedia untuk venture capital (VC) crypto jauh lebih minim. Menurut beberapa laporan, likuiditas yang diterima oleh VC saat ini hanya sekitar 2/10 dari yang mereka terima pada tahun 2021. Sementara itu, jumlah proyek cryptocurrency yang bermunculan justru jauh lebih banyak. Akibatnya, VC cenderung "menebar jala" ke banyak proyek dan meminta "jatah" yang lebih besar, yang menyebabkan Fully Diluted Valuation (FDV) dari proyek-proyek tersebut melambung tinggi. Hal ini membuat altcoins sulit untuk mencapai kenaikan nilai yang signifikan seperti pada siklus sebelumnya.
3. Institusi Lebih Memilih Bitcoin daripada Ethereum
Faktor ketiga yang memengaruhi kenaikan nilai altcoins adalah preferensi institusi terhadap Bitcoin daripada Ethereum atau altcoins lainnya. Dalam kondisi pasar yang likuiditasnya minim dan terlalu banyak pilihan, institusi cenderung lebih memilih Bitcoin sebagai aset yang lebih aman dan stabil. Bitcoin, yang sering disebut sebagai "digital gold," dianggap sebagai penyimpan nilai yang lebih baik dalam situasi pasar yang tidak pasti.
Selain itu, adanya exposure Bitcoin melalui ETF (Exchange-Traded Fund) juga membuatnya menjadi pilihan utama bagi banyak investor institusional. ETF Bitcoin memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur terhadap Bitcoin tanpa harus memegang aset tersebut secara langsung, yang membuatnya lebih menarik bagi investor tradisional. Di sisi lain, ETF Ethereum, yang juga telah diluncurkan, tidak mendapatkan minat yang sama besar. Hal ini menunjukkan bahwa institusi lebih memilih Bitcoin daripada altcoins lainnya, yang pada akhirnya mengurangi daya tarik dan potensi kenaikan nilai altcoins.
4. Partisipasi Ritel yang Minim
Faktor terakhir yang memengaruhi kenaikan nilai altcoins adalah partisipasi ritel yang lebih minim dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada tahun 2021, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak orang terjun ke pasar cryptocurrency sebagai bentuk investasi alternatif. Banyak investor ritel yang baru pertama kali mengenal cryptocurrency dan tertarik dengan potensi keuntungan yang besar. Hal ini menyebabkan volume perdagangan altcoins melonjak dan harga banyak altcoins naik secara signifikan.
Namun, pada siklus ini, partisipasi ritel tidak setinggi dulu. Banyak investor ritel yang sudah menyerah pada Maret 2024 dan belum kembali ke pasar. Selain itu, jumlah investor ritel yang baru juga relatif minim dan tidak sebanyak pada tahun 2021. Padahal, partisipasi ritel sangat penting dalam pasar cryptocurrency, terutama untuk altcoins yang seringkali bergantung pada volume perdagangan yang tinggi untuk mencapai kenaikan nilai. Dengan minimnya partisipasi ritel, altcoins sulit untuk mencapai kenaikan nilai yang signifikan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan nilai altcoins pada siklus ini diprediksi lebih kecil dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Terlalu banyaknya koin yang beredar, likuiditas yang lebih minim, preferensi institusi terhadap Bitcoin, dan partisipasi ritel yang minim semuanya berkontribusi terhadap fenomena ini. Bagi investor, penting untuk memahami dinamika pasar ini dan melakukan analisis yang cermat sebelum berinvestasi dalam altcoins. Meskipun potensi keuntungan mungkin lebih kecil, peluang masih ada bagi mereka yang mampu mengidentifikasi proyek-proyek dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Komentar
Posting Komentar