Langsung ke konten utama

Mengapa Trader Ritel di Crypto Belum Kembali Seperti 2021?

Mengapa Trader Ritel di Crypto Belum Kembali Seperti 2021? Pasar kripto telah mengalami berbagai fase sejak kemunculannya, dan tahun 2021 menjadi tahun yang sangat bersejarah bagi industri ini. Pada tahun tersebut, partisipasi trader ritel mencapai puncaknya, dengan banyak orang berbondong-bondong masuk ke dunia kripto. Namun, memasuki tahun 2025, meskipun pasar kripto menunjukkan tanda-tanda bullish, partisipasi trader ritel belum kembali seperti pada tahun 2021. Mengapa hal ini terjadi? Artikel ini akan membahas beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini, termasuk dampak pandemi Covid-19, persepsi "ketertinggalan", kurangnya cerita sukses, dan dominasi institusi dalam pasar kripto. 1. Pandemi Covid-19: Momentum Unik yang Sulit Terulang Salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan partisipasi trader ritel pada tahun 2021 adalah pandemi Covid-19. Ketika pandemi melanda, banyak negara memberlakukan lockdown, yang memaksa orang untuk tinggal di rumah. Kondisi ini mencipta...

Usai Diguncang DeepSeek, Market Crypto Kembali Menghijau

 

Usai Diguncang DeepSeek, Market Crypto Kembali Menghijau

Selasa (28/01) menjadi momen penting bagi pasar cryptocurrency yang kembali menghijau setelah sebelumnya diguncang fenomena platform artificial intelligence (AI) asal China, DeepSeek. Peristiwa ini sempat mengguncang pasar modal hingga aset digital dalam waktu sehari.

Menurut data CoinMarketCap, kapitalisasi pasar aset digital mengalami kenaikan signifikan sebesar 5,89% dalam 24 jam terakhir. Sepuluh token teratas mencatatkan kenaikan yang cukup tajam, dengan XRP dan Cardano memimpin pertumbuhan tersebut.

XRP tercatat mengalami kenaikan sebesar 12%, dengan harga mencapai US$3,10. Sementara itu, Cardano (ADA) juga menunjukkan performa yang mengesankan dengan lonjakan harga sebesar 8,71%, mencapai US$0,95. Kenaikan ini memberikan angin segar bagi investor yang sempat dibuat was-was akibat situasi sebelumnya.

Tidak hanya XRP dan Cardano, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang menduduki peringkat teratas dalam kapitalisasi pasar juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 3,97% dan 4,83%. Harga Bitcoin yang sempat menyentuh level di bawah US$100 ribu kini telah kembali ke posisi US$103 ribu saat artikel ini ditulis. Sementara itu, Ethereum berhasil mempertahankan posisinya dengan tren positif yang terus berlanjut.

Fenomena DeepSeek dan Dampaknya di Pasar

Fenomena DeepSeek menjadi salah satu penyebab utama gejolak di pasar cryptocurrency pada hari-hari sebelumnya. DeepSeek, sebuah platform berbasis artificial intelligence (AI) asal China, berhasil menarik perhatian besar dari pelaku pasar karena potensinya dalam mengintegrasikan AI dengan berbagai sektor teknologi.

Namun, dampaknya tidak selalu positif bagi market crypto. Berdasarkan laporan dari AC Research, DeepSeek mengguncang pasar dengan memberikan tekanan besar pada token-token AI, seperti Worldcoin (WLD), Bittensor (TAO), dan Artificial Superintelligence Alliance (FET). Ketiga token tersebut mengalami net penjualan tertinggi berdasarkan cumulative volume delta (CVD) dan didominasi oleh aksi jual yang cukup tinggi.

Analis dari AC Research mengungkapkan bahwa aksi jual yang terjadi pada token-token AI ini disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap potensi bubble pada proyek-proyek berbasis AI. Selain itu, volatilitas tinggi yang diakibatkan oleh kehadiran DeepSeek semakin memicu aksi profit-taking dari para trader.

Optimisme Kembali Menguat

Meski sempat diterpa badai, optimisme di kalangan investor dan trader kembali menguat. Banyak pelaku pasar yang meyakini bahwa fenomena DeepSeek hanyalah bagian dari fluktuasi alami di pasar cryptocurrency. Investor kini kembali fokus pada fundamental aset digital yang dinilai masih kuat dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

Seorang analis senior dari CryptoFund Insights, Maria Liu, menyebutkan bahwa kenaikan kapitalisasi pasar ini menunjukkan bahwa pasar telah mampu merespons dengan baik tekanan yang terjadi sebelumnya. “Pasar crypto memiliki karakteristik yang adaptif. Kenaikan ini membuktikan bahwa fundamental aset digital masih kokoh meskipun sempat diterpa isu besar,” ujarnya.

Tidak hanya itu, keputusan beberapa institusi keuangan besar yang tetap mendukung pengembangan proyek blockchain dan teknologi terkait AI juga turut membantu meredakan ketegangan di pasar. Langkah ini dinilai sebagai sinyal positif bagi keberlanjutan pertumbuhan industri crypto di masa mendatang.

Prediksi Ke Depan

Dengan kembalinya tren hijau di pasar cryptocurrency, banyak analis optimis bahwa market akan terus menunjukkan performa positif dalam beberapa waktu ke depan. Meskipun demikian, mereka tetap mengingatkan para investor untuk selalu waspada terhadap potensi volatilitas yang tinggi.

“Pasar crypto adalah pasar yang dinamis. Penting bagi investor untuk tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek tetapi juga memiliki strategi investasi yang matang,” ujar Henry Zhang, analis dari Blockchain Advisory.

Selain itu, perkembangan teknologi AI yang semakin pesat diprediksi akan terus memberikan dampak signifikan terhadap ekosistem cryptocurrency. Kolaborasi antara teknologi blockchain dan AI dipandang sebagai salah satu kunci utama dalam menciptakan solusi inovatif yang dapat mengubah berbagai sektor industri.

Kesimpulan

Kembalinya tren hijau di pasar cryptocurrency setelah diguncang fenomena DeepSeek menjadi bukti bahwa pasar ini memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai tantangan. Dengan kenaikan signifikan yang dialami oleh token-token utama seperti XRP, Cardano, Bitcoin, dan Ethereum, optimisme kembali menyelimuti para investor.

Meski begitu, volatilitas tetap menjadi karakteristik utama pasar crypto. Oleh karena itu, investor disarankan untuk selalu melakukan riset yang mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Dengan strategi yang tepat, peluang untuk meraih keuntungan di pasar crypto masih sangat terbuka lebar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Cryptocurrency?

Cryptocurrency adalah bentuk mata uang digital atau virtual yang menggunakan teknologi kriptografi untuk mengamankan transaksi dan mengontrol penciptaan unit baru. Tidak seperti mata uang tradisional yang dikeluarkan oleh bank sentral, cryptocurrency bersifat terdesentralisasi dan beroperasi di atas teknologi blockchain. Teknologi ini memungkinkan transaksi dicatat dalam buku besar digital yang transparan, aman, dan tidak dapat diubah. Tujuan utama cryptocurrency adalah menyediakan cara pembayaran yang cepat, murah, dan aman tanpa memerlukan perantara seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, cryptocurrency telah menjadi salah satu inovasi teknologi yang paling banyak dibicarakan di dunia keuangan dan teknologi. Bagaimana Cryptocurrency Bekerja? Cryptocurrency beroperasi di atas teknologi blockchain, yang pada dasarnya adalah database terdesentralisasi yang menyimpan semua transaksi yang pernah dilakukan dalam jaringan tersebut. Setiap transaksi di...

Tips Mempersiapkan 2025 di Crypto

  Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi "tahun terakhir" dari bull run sebelum akhirnya memasuki satu tahun bear market, jika teori siklus 4 tahun terbukti benar. Dalam kondisi pasar yang sedang mengalami koreksi saat ini, berikut adalah beberapa tips untuk mempersiapkan diri: #1 Ethereum Berpeluang Performs pada Q1 2025 Data historis menunjukkan bahwa Q1 setelah halving Ethereum selalu menjadi periode performa yang kuat. Pada tahun 2017 (setelah halving), Ethereum mencatat kenaikan sebesar 525%, sementara pada tahun 2021 (juga setelah halving), Ethereum mengalami kenaikan sebesar 169%. Q1 2025, yang merupakan Q1 setelah halving, diperkirakan akan menjadi periode performa yang serupa. Faktor pendukung lainnya adalah teori 212 hari setelah halving, yang menunjukkan potensi kenaikan signifikan, serta analisis chart ETH/BTC yang memperlihatkan kemungkinan mencapai bottom. Dengan demikian, Q1 2025 berpotensi menjadi waktu yang sangat penting bagi Ethereum untuk memberikan performa...

Perbedaan Cara dan Besarnya Biaya Kirim Uang dari dan ke Luar Negeri Menggunakan Crypto (USDT/TRX Jaringan TRC20) dengan Bank Konvensional

  Di era digital saat ini, kebutuhan untuk mengirim uang ke luar negeri semakin meningkat, baik untuk keperluan bisnis, keluarga, maupun investasi. Dua metode populer yang digunakan adalah melalui bank konvensional dan cryptocurrency seperti USDT atau TRX pada jaringan TRC20. Keduanya memiliki karakteristik, biaya, dan kelebihan masing-masing. Artikel ini akan membahas perbandingan cara dan besarnya biaya antara kedua metode tersebut. 1. Cara Pengiriman Uang Bank Konvensional Prosedur : Pengguna perlu mendatangi bank atau menggunakan layanan perbankan online untuk melakukan transfer internasional (remittance). Data yang Dibutuhkan : Informasi penerima seperti nama lengkap, nomor rekening, nama bank, kode SWIFT, dan alamat bank penerima. Proses : Pengguna memasukkan data transfer melalui aplikasi atau teller. Dana dikirim melalui sistem perbankan internasional seperti SWIFT atau SEPA. Durasi : Biasanya membutuhkan waktu 1-5 hari kerja, tergantung pada negara tujuan dan jarin...