Dalam dunia investasi dan trading, terdapat berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mengelola risiko dan memaksimalkan keuntungan. Dua di antaranya adalah average up dan average down. Apa maksud dari kedua istilah ini, dan bagaimana cara menggunakannya dengan bijak?
Mean Reversion dan Strategi Multiple Entry dalam Investasi
Dalam investasi, kita mengenal konsep mean reversion, yang menjelaskan bahwa dalam jangka panjang, harga suatu aset cenderung kembali menuju "nilai wajarnya." Berdasarkan konsep ini, melakukan pembelian secara berkala atau dikenal sebagai multiple entry merupakan strategi yang lebih menguntungkan dibandingkan membuka posisi besar pada satu waktu tertentu. Strategi ini membantu mengurangi risiko dan memberikan fleksibilitas kepada investor dalam menghadapi fluktuasi pasar.
Pengertian Average Up dan Average Down
Sementara dalam trading, istilah average up dan average down merujuk pada cara trader menambah ukuran posisi (position size) saat harga aset bergerak naik atau turun.
Average Up
Average up adalah tindakan menambah posisi trading saat harga aset bergerak sesuai dengan ekspektasi trader, yang berarti posisi sedang dalam kondisi floating profit.
Contoh:
Anda membeli 1 Bitcoin ($BTC) di harga $30,000.
Ketika harga naik menjadi $32,000, Anda menambah posisi dengan membeli lagi 0,5 BTC.
Total posisi Anda kini terdiri dari 1,5 BTC dengan rata-rata harga masuk $30,666.
Average Down
Sebaliknya, average down adalah tindakan menambah posisi trading saat harga aset bergerak tidak sesuai dengan ekspektasi, yang berarti posisi sedang dalam kondisi floating loss.
Contoh:
Anda membeli 1 Ethereum ($ETH) di harga $2,000.
Ketika harga turun menjadi $1,800, Anda menambah posisi dengan membeli lagi 0,5 ETH.
Total posisi Anda kini terdiri dari 1,5 ETH dengan rata-rata harga masuk $1,933.
Mana yang Lebih Baik: Average Up atau Average Down?
Berdasarkan data dan pengalaman, trader yang sering melakukan average down cenderung menderita kerugian. Mengapa? Karena mereka menambah posisi pada trade idea yang "jelas-jelas salah." Dengan menambah posisi dalam kondisi floating loss, trader hanya memperbesar risiko kerugian jika harga terus bergerak melawan mereka.
Sebaliknya, average up dianggap lebih bijak karena trader menambah posisi pada winning trade. Namun, strategi ini tetap memerlukan pengelolaan risiko yang baik agar tidak membuka posisi berlebihan.
Pendekatan yang Disarankan
Kami pribadi tidak pernah menyarankan untuk melakukan average up maupun average down. Sebaliknya, kami menyarankan trader untuk tetap berpegang pada ukuran posisi (position size) yang telah ditentukan di awal. Hal ini membantu trader:
Menghindari overexposure terhadap satu trade.
Mematuhi manajemen risiko yang telah direncanakan.
Fokus pada kualitas analisis daripada mencoba "mengejar" hasil dengan menambah posisi.
Kesimpulan
Average up dan average down adalah strategi yang sering digunakan dalam trading, tetapi keduanya memiliki risiko tersendiri. Sementara average up dapat diterapkan pada kondisi yang menguntungkan, average down sering kali menjadi jebakan yang memperbesar kerugian. Untuk trader yang ingin bertahan dalam jangka panjang, penting untuk tetap disiplin pada ukuran posisi awal dan fokus pada manajemen risiko.
Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami konsep average up dan average down serta bagaimana menerapkannya secara bijak dalam trading. Selalu utamakan manajemen risiko dalam setiap keputusan trading Anda!
Sumber informasi : Akademi Crypto
Komentar
Posting Komentar